Orang
mulai berpikir mengenai alat untuk menahan makanan jangan sampai membusuk.
Cara-cara seperti mengeringkan, memberi garam dan memanaskan telah dilakukan
berabad-abad. Tapi bagaimana caranya mengawetkan bau yang tetap harum dari
makanan baru. Seorang Perancis bernama Nicolas Appert berpendapat, bahwa dia
dapat mengawetkan daging dan sayuran dengan cara memasaknya secara sempurna dan
menutupnya dalam sebuah botol.
Dengan mengeluarkan udara dari botol itu,
makanan tetap segar. Tapi proses ini tidak praktis, karena botol harganya mahal
pada waktu itu dan mudah pecah. Sepuluh tahun kemudian, Peter Durand seorang
berkembangsaan Inggris, menemukan, bahwa ia dapat mengawetkan makanan dalam
kaleng besi yang sebelah dalamnya dilapisi dengan timah.
Makanan dimasukkan
kedalam kaleng yang ditutup rapat. Sebuah lobang kecil dibuat pada bagian atas
kaleng itu. Kemudian makanan yang ada didalamnya dimasak. Ketika masakan hampir
selesai, lobang kecil tadi ditutup dengan patri hingga udara keluar semuanya.
Pernah daging yang dikalengkan, ditinggalkan oleh seorang penjelajah Arctica.
Delapan puluh tujuh tahun kemudian daging itu dimakan oleh penjelajah lainnya.
Buktinya masih tetap baik. Pada masa itu bahan logam untuk kaleng itu tebal
sekali dan tidak ada alat yang semudah sekarang yang dapat membuka kaleng. Cara
membuka kaleng hanya mengampak bagian atas kaleng itu. Kini peralatan modern
dalam pembikinan kaleng pengawet makanan telah tercipta. Mengeluarkan udara dan
pematerian dilakukan dengan mesin. Makanan yang telah ada dalam kaleng dimasak
dengan uap yang bertekanan tinggi. Maksakan diEropa dan Jepang dapat dinikmati
di Indonesia
ConversionConversion EmoticonEmoticon