Umar bin Khattab (581 - 644 M), nama lengkapnya Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza, lahir di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail As-Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Nama lain/ julukan beliau adalah Abu Hafsh. Abu Hafsh adalah julukan bagi Umar bin Khattab. Beliau adalah orang pertama yang dijuluki sebagai Amirul Mukminin secara luas oleh umat. Beliau juga dijuluki dengan Al-Faruq, karena sikap beliau yang sangat tegas dalam memisahkan kebenaran dari kebatilan. Dialah sahabat pertama yang berani berterus terang memeluk Islam. Dengan keislamannya inilah dakwah Rasulullah Saw., semakin bertambah kuat. Masuk Islamnya Umar merupakan bukti dikabulkannya doa beliau, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu di antara dua Umar yang lebih Kau cintai; Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam/Abu Jahal.”
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal, karena fisiknya yang kuat di mana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, “Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku”. Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraish. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra Islam, Umar suka meminum khamr. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh khamr sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan Rasulullah Saw., Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraisy (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar ingin membunuh Rasulullah Saw.. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang Muslim yakni Nu’aim bin Abdullah yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya Hafshah juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat- ayat Al Quran (QS. Thaha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Quran tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Umar adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yatsrib (Madinah) pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia adalah salah seorang sahabat dekat Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw., wafat persiapan pemakamannya dihambat oleh Umar yang melarang siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Ia bersikeras bahwa Rasulullah Saw., tidaklah wafat melainkan sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu.
Abu Bakar yang kebetulan sedang berada di luar Madinah, demi mendengar kabar itu lantas bergegas kembali. Ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan, “Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah mati. Tetapi barang siapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati.” Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al-Quran :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran [3]:144). Umar lantas menyerah dan membiarkan persiapan pemakaman dilaksanakan.
Ketika Abu Bakar ra sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar bin Khatthab sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar ra, menjadi Khalifah Rasulillah dengan memperkenalkan istilah Amirul Mu’minin (pemimpin orang-orang yang beriman).
Umar bin Khattab memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/ 634-644 M). Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran Sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan Islam pada zaman Umar.
ConversionConversion EmoticonEmoticon