Perkembangan Islam Pada Masa Khulafa’ur Rasyidin

Muhammad selain sebagai Rasulullah, beliau juga seorang kepala negara yang memiliki leadership sangat matang. Karena inilah setiap pemimpin yang ingin sukses di dunia ini ingin menirunya. Selama kurang lebih 23 tahun bersama para sahabat Rasulullah Saw. mendidik mereka dengan ilmu kepemimpinan dan melakukan upaya kaderisasi. Hal ini dilakukan Nabi untuk sebuah tujuan yang besar agar setelah beliau wafat nanti para sahabat telah siap memegang amanat dan tanggung jawab kepemimpinan Islam ke masa depan. 

Usaha keras Rasulullah Saw. ini dapat dilihat dari lahirnya para pemimpin Islam pengganti beliau yaitu para khalifah mulai dari Abu Bakar Ash Shiddiq , Umar bin Khattab, Usman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib. Mereka inilah yang disebut Khulafaur Rasyidin (para pemimpin yang mendapat petunjuk dari Allah Swt.)

Kata Khulafaur Rasyidin itu berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari kata Khulafa dan Rasyidin. Khulafa’ adalah bentuk jamak dari kata khalifah, yang mempunyai arti pemimpin dalam arti orang yang mengganti Rasullah Saw. sesudah wafat untuk melindungi agama dan politik serta keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah ditentukan oleh batasbatasnya dalam melaksanakan hukum-hukum syariat agama Islam. Adapun kata ar-Rasyidin itu berarti mendapat petunjuk dan bertindak lurus. Jadi Khulafaur Rasyidin mempunyai arti pemimpim yang mendapatkan petunjuk dan bertindak lurus. Para Khulafaur Rasyidin itu adalah pemimpin yang arif dan bijaksana. Mereka itu terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad Saw. yang memiliki kualitas dan integritas yang baik. 



Sebagai pemimpin umat Islam setelah Nabi,  Abu Bakar bergelar “Khalifah Rasulillah” atau Khalifah saja (secara harfiyah artinya; orang yang mengikuti, pengganti Rasul). Khulafaur Rasyidin secara harfiyah berarti para pemimpin yang jujur dan lurus. Istilah tersebut diberikan kepada Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, Khalifah Umar bin al-Khattab, Khalifah Usman bin ‘Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib. 

Meskipun demikian, perlu dijelaskan bahwa kedudukan Nabi sesungguhnya tidak akan pernah tergantikan, karena tidak ada seorangpun yang menerima ajaran Tuhan sesudah Muhammad. Sebagai saluran wahyu-wahyu yang diturunkan dan sebagai utusan Tuhan tidak dapat diambil alih oleh seseorang. Menggantikan Rasul (Khalifah) hanyalah berarti memiliki kekuasaan yang diperlukan untuk meneruskan perjuangan Nabi.
 
Previous
Next Post »
Thanks for your comment

Random Posts