Ketika Alexander Graham Bell berusaha menemukan sebuah
telegrap yang dapat mengirimkan pesan yang bernada music, ia berpikir pada
sebuah telepon,. Jika suara music dapat dikiriman lewat kawat, mengapa suara
manusia tidak dapat? Berbulan-bulan dia bekerja, akhirnya dia menyelesaikan
duah buah telepon yang masih kasar bentuknya. Masing-masing telepon itu
memunyai sebuah cakram besi yang datar yang dinamai diafragma. Apabila ia
bicara lewat sebuah telepon, maka diafragma akan bergetar sesuai dengan irama
suara.
Getaran ini akan merubah magnetism dari sebuah magnet yang dipasang
didekatnya. Dengan demikian terjadilah perubahan aliran listrik pada gumpalan
kawat disekeliling magnet itu. Aliran arus itu dialirkan lewat kawat. Hal ini
menyebabkan diafragma bergetar. Pada tahun 1876, tepatnya pada tanggal 10
Maret, Bell bicara lewat telepon pertama didunia. Dia bercakap-cakap dengan
pembantunya dikamar lain. Tuan Watson, katanya. Harap datang kesini, saya perlu
sama Tuan. Tapi Watson menagkap suara Bell tidak begitu jelas. Yang nyata dan
yang menjadi kenyataan adalah bahwa suara Bell jalan lewat kawat itu maka
lahirlah sebuah telepon.
Pada tahun 1889 seorang penemu lainnya bernama Almon
B. Stroger menemukan sistem cakram telepon berputar. Dia piker mungkin gadis
yang bekerja di kantor telepon itu mengirmkan pesan-pesannya kepada seorang
penemu lainnya. Oleh sebab itu, dia menginginkan sebuah telepon otomat yang
tidak memerlukan lagi operator. Kota-kota besar di dunia telah menggunakan
telepon otomat. Di Indonesia dumulai pemakannya di Bandung, Jakarta. Kemudian
di Solo dan kota-kota lainnya. Hanya untuk alat-alat yang rumit seperti itu
diperlukan tenaga-tenaga insyinyur yang berpengalaman. Seorang insinyur
berpengalaman sekalipun memerlukan waktu berminggu-minggu untuk mempelajari
setiap perubahan baru.
Sumber: Kitab Emas "Penemuan-penemuan Dulu sampai Sekarang"
ConversionConversion EmoticonEmoticon