Kisah Wafatnya Rasulullah SAW

Menjelang wafat Rasulullah Saw. sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah Saw. meminta kepada isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Keadaan itu membuat kaum Muslimin cemas dan khawatir, kalaukalau Nabi wafat. Sewaktu Nabi mengetahui kecemasan kaum Muslimin beliau ingin menjumpai mereka. Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda:” Wahai manusia! Saya mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia, pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat pula hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku”. 



Rasulullah Saw. wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah, bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi, setelah mengalami sakit selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut perhitungan tahun Hijrah. Rasulullah Saw., meninggal  di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di kuburkan di sana, Di antara orang yang ikut memandikan beliau ialah : Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran.

Reaksi sahabat ketika Rasulullah Saw. wafat, banyak di antara sahabat dan kaum Muslimin yang tidak percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin Khattab sangat marah sekali mendengar kabar wafatnya Rasulullah Saw. seraya berkata: ” Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah Saw. wafat!. Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak wafat, hanya pergi menghadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah Saw. akan kembali.” Tetapi setelah Abu Bakar membenarkan berita kewafatan Rasulullah Saw. itu, disertai membacakan firman Allah QS.  Ali Imran [3]:144, maka barulah ia percaya.

Rasulullah Saw., meninggalkan dua pusaka yaitu  al-Quran dan hadis sebagai pedoman manusia yang denganya manusia akan selamat dalam hidup di dunia sampai akhirat.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment

Random Posts